Sunday, November 3, 2019

Dakwah Marjinal (Part 2)







Hari yang ditunggu-tunggu tiba, Pengumuman kelulusan akan diberitahukan.
Rasa dag dig dug mulai terasa, diterima tidak ya.

Nama demi nama ku cari dan akhirnya, DITERIMA, yeeehhhhh.
Rasanya bahagia bisa belajar di sini dan bertemu dengan teman-teman baru. Aku memilih kelas Sabtu karena hari biasa kuliah dan berkutat dengan skripsi.
Diberitahukan akan diadakan HOPES (Hari Orientasi Pesantren) Santri wajib hadir di hari yang akan ditentukan oleh panitia, jika berhalangan hadir harap memberitahukan panitia terlebih dahulu serta alasannya mengapa tidak bisa hadir.

***

Pembimbing oh pembimbing bertemu dengan dosen pembimbing seperti ingin bertemu dengan jodoh. Ketar-ketir tidak karuan, menunggu berjam-jam tanpa kepastian untuk bimbingan tapi suka di PHP-in. Saat bertemu langsung diserang dengan pertanyaan yang membingukan, apa yang dia mau harus dikerjakan denga maksimal bila tidak akan lama selesai skrispsi dan bisa sidang tepat waktu.
Selesai bertemu dengan dosen pembimbing I langsung menghampiri dosen pembimbing II seperti biasa menunggu terlebih dahulu karena ada jadwal ngajar dan rapat para dosen. Menunggu memang tidak enak ya, menunggu tanpa kepastiaan, eeeaaaa....

Kertas demi kertas dicoret sana-sani, lalu ditulis besar sebuah tanda tanya. Tanda-tanda harus mengulang kembali mengerjakan tugas. Memang harus banyak sabar-sabar ya bagi mahasiswa tingkat akhir, harus rela-rela begadang mengerjakan skrispsi sesuai kemauan dosen pembimbing. Bolak-balik nge-print ke warnet bertemu dengan abang-abang dan mbak-mbak penjaga warnet setiap harinya sampai-sampai dibilang bosen ketemu dia, dia lagi ...

Setelah selesai bertemu dengan dosen pembimbing ada kelas sore. Rasanya itu males gimana gitu. Sudah bosen ketemu dosen pembimbing, eh harus ada kelas bertemu dosen killer rasanya mau angkat bendera putih, nyeraaaahhhhhhh .....

Bertemu dosen killer itu rasanya nano-mano, terdengar langkahnya dari luar saja terdengar sepatunya bunyi ceplak-cepluk. Rasanya seperti bertemu moster yang menyeramkan ingin menyerang dengan kekuatan penuh, ahahaha..

Sesampai di kelas dosen killer, kelas menjadi sepi dan tenang tanpa ada suara apapun.
“Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
“Wa’alaikummussalam warahmatullahi wabrakatuh, buuu. “serentak mahasiswa menjawab salam dosen.
“Sekarang siapa yang akan maju ke depan.
“Dan teman maju ke depan. Langsung kena omelan dosen killer karena tidak sesuai kemauan dosen, banyak kesalahan. Pasti rasanya itu mau marah tapi ditahan.

Akhirnya, selesai kuliah hari ini. Mulai berkutat dengan skripsi kembali. Ku laju langkah ini ke parkiran untuk mengambil motor dan pulang ke rumah. Jarak kampus dari rumah cukup jauh Jakarta Timur ke Jakarta Utara.

Mengendarai motor sambil menikmati keindahan Jakarta yang penuh sesak di sore hari. Melewati pasar banyak orang yang berlalu lalang dengan membawa belanjaannya. Para pedang yang berjuaan di pinggir jalan membuat jalanan macet karena ada beberapa motor atau mobil berhenti untuk berhenti di pinggir jalan yang mengakibatkan jalanan macet.

Mobil Transjakarta yang besar dan panjang berhenti di halte-halte yang dituju. Jalanan yang tidak terlalu besar ini pun membuat macet sangat parah. Apalagi kalau lampu merah yang terlalu marah dan kendaraan yang ingin belok. Ini menjadi andalan tukang parkir untuk meminta uang kepada mobil yang ingin belok dan membuat macet pula karena harus memberhentikan kendaraan lain.

Entah kenapa aku merasa tukang parkir kerjannya itu enak banget. Cuma parkirin bisa dapet uang dengan semudah itu. Apalagi sama tukang parkir yang duduk-duduk doang terus kalau motor udah mau jalan baru nagih uang parkir. Bukannya bantuin keluar motor malah duduk-duduk tinggal motor mau jalan baru nagih. Ada rasa ikhlas atau engga buat ngasihnya, berasa cari uang gampang banget ya. Apalagi kalau orang yang bolak-balik ke suatu tempat harus ngasih berapa kali buat tukang parkir padahal kerjanya cuma duduk-duduk doang. Setiap tempat pasti ada tukang parkir padahal ada tulisannya “Parkir Gratis” tapi masih aja ditagih uang parkir. Mau marah takut dia manggil preman atau teman lainnya yang jahat. Iya sih, cuma dua ribu tapi rasanya itu seperti engga ikhlas buat ngasihnya.

Sesampai di rumah ...

Langsung mengerjakan skripsi sampai malam, bila bosen melanda musik menjadi teman yang menyenangkan untuk berbagi rasa lelah.

Keesokan harinya ...

Berkunjung ke Perpustakaan daerah yang berada di Tanjung Priok. Melewati Pelabuhan Tanjung Priok harus hati-hati karena banyak kontener yang besar-besar dan jalanannya banyak debu-debu yang tidak bagus bagi pengendara yang lalu lalang di jalan Pelabuhan. Sesampai di Perpustakaan memang sepi dan tempatnya sangat kotor seperti tidak terawat.

Lalau ku taruh tas di dalam lemari yang telah disediakan dan memberikan kartu anggota Perpustakaan.

Mencari-cari buku buat bahan skripsi dan tugas kuliah. Bukunya memang tidak terlalu banyak dan ada yang tidak terawat juga. Berjam-jam mengerjakan tugas-tugas kuliah di Perpustakaan daerah. Setelah selesai dari Perpustakaan daerah lanjut untuk HOPES di Pesantren.

Sesampai di Pesantren sudah banyak yang hadir untuk mengikuti HOPES. Bertemu dengan teman-teman baru dan ada nenek-nenek juga yang masih ingin belajar di Pesantren ini. masyaaAllah, antusias nenek ini untuk belajar membuat kami yang muda makin semangat untuk belajar ilmu agama lebih dalam lagi. Paling semangat pula di kelas padahal sudah tua. Belajar tidak mengenal usia sampai masuk liang lahat baru bisa berhenti belajar.

Perkenalan setiap para ustadz lalu dilanjut perkenalan para santri yang hadir. Lalu dibagi beberapa kelompok untuk berdiskusi tugas yang diberikan para ustadz. Keseruan kelas pun mulai membuat para santri terus berdiskusi lalu telah selesai berdiskusi dipaparkan hasil tugasnya di depan kelas. 

Akhirnya, aku memberanikan maju ke depan untuk memapaparkan hasil diskusi kelompok lalu menulisnya di depan dan ditanggapi oleh kelompok lain. Hasil diskusi mulai memanas.

Adzan magrib mulai berkumandang. Kami bergegas mengambil wudhu, paras ustadz dan ikhwan salat berjamaah di Masjid dan para akhwat salat di Lantai 2. Selesai salat dan HOPES berakhir dengan penuh kebahagiaan. Aktif belajar mulai minggu depan.


***

No comments:

Post a Comment

5 Cara Agar Produktif Selama Masa Karantina #DirumahAja #MelawanVirusCorona

(Source: Unsplash) Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh Bagaiamana kabarnya teman-teman? Semoga sehat selalu ya. Ikut...