Sunday, November 3, 2019

Dakwah Marjinal (Part 1)







Beginilah kota Jakarta padat dan sesak dengan manusia dan kendaraan yang lalu lalang. Panas menyengat sampai-sampai keringat pun membasahi pakaian yang ku kenakan. Saat ini aku memasuki kuliah semester akhir. Segudang kertas menumpuk tak karuan di dalam kamarku yang mungil. Kertas-kertas yang membuat stres mahasiswa tingkat akhir akibat tugas-tugas dari dosen yang banyak maunya. Terkadang harus terbuang sia-sia atas kesalahan-kesalahan yang kurang meyakinkan dosen. Rasanya itu mau teriak sekenceng-kencengnya dan menyerah. Tapi selalu ingat kedua orang tua yang mau melihatnya lulus wisuda dan kebahagiaan orang tua melihat anaknya mampu melewatinya meski rintangan demi rintangan terasa merasakan lelah. Namanya juga hidup harus dijalankan dengan sepenuh hati. Kalau lelah, berdoa meminta kekuatan sama Allah swt.

Hari ini ada kajian di Masjid AT-Tin tidak jauh dari kampus. Pembicaraanya Kak Oki Setiana Dewi, aku termasuk suka dengan beliau menyampaikan kajian dan cantik banget sebagai wanita muslimah, enak dipandang berasa ketemu bidadari surga hehehe. Bertemu aku dengan teman-teman baru yang juga antusias datang ke kajian untuk menambah ilmu tentang agama. Apalagi zaman sekarang ini kita itu butuh teman-teman yang saling mengingatkan dalam kebaikan bukan menjurumuskan dalam keburukan. Hijrah itu mudah yang sulit itu istiqomah, maka carilah teman yang menuntun kita ke surga bersama.

Alhamdulillah, dapat teman baru yang satu tujuan itu menyenangkan dan nyambung apa yang dibicarakan. Namanya Bunga, wanita muslimah ini juga cantik dan sudah mempunyai hafalan yang cukup banyak. Bunga juga memberikan informasi tempat belajar semacam Pesantren yang bisa pulang pergi bagus buat anak kuliahan yang mau belajar ilmu agama. Aku mulai tertarik untuk mendaftar Pesantren tersebut. Nama Pesantrennya Bina Insan Kamil belajar Dirasah Islamiyah yaitu fiqih, aqidah, fiqih sosial dan bahasa arab. Aku semakin tertarik untuk mendaftarannya. Pendaftarannya pun sudah dibuka, persyaratannya pun tidak terlalu sulit intinya mempunyai tekat yang kuat untuk belajar dan bisa berkontribusi dengan Pesantren.

Setelah kajian aku dan Bunga mencari makan diluar, akhirnya kita memilih makan di Waroeng Steak yang berada di perbatasan Jakarta Timur dan Bekasi. Memesan makan dan sambil mengobrol banyak tentang perihal agama, pokoknya seru deh. Setelah makan kita salat ashar di Musholla Waroeng Steka. Suka dengan konsep Waroeng Steak ini, disediakan Musholla untuk salat bagi yang beragama Islam dan ada kata-kata yang menyentuh hati bila pengunjung yang datang untuk makan.

Keesok harinya ...

Aku mencoba mencari Pesantern Bina Insan kami yang terletak di Jalan Rawasari, Jakarta Timur yang tidak jauh dari Kampus UNJ (Universitas Negeri Jakarta). Setelah bertemu tempatnya, harus melewati gang yang cukup kecil dan menanjak. Pesantrennya pun tidak terlalu besar ada mainan anak TK seperti ayunan, perosotan dan lain-lainnya. Lalu ku laju langkah menuju pintu yang sudah terbuka dan mengucapkan salam.

“Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kuulang kembali salam, tapi tidak ada satu pun yang menjawab.

Tiba – tiba ada seorang datang dari belakang dan menegurku.

“Mbak, mau daftar jadi santri ya.
“Iya, mas. Nada sedikit takut.
“Silakan ke atas dulu ya mbak, nanti saya interview.
“Baik mas.

Lalu ku laju langkah demi langkah menuju atas dan duduk di kursi yang sudah disediakan panitia.
Sekitar 15 menit menunggu dengan rasa takut diterima atau tidak ya. Menyadari kemampuan masih sedikit tetapi ingin belajar di sini untuk menambah wawasan ilmu agama.

Dipanggil namaku, “Mbak Fitri.
“Iya. Lalu menghampiri Ustadz yang di depanku dan membaca Al-qur’an surat Maryam.

Setelah membaca Al-quran diberikan pertanyaan yang sulit dan penuh keyakinanku menjawab dengan sebisanya. Lalu disuruh mengisi di beberapa kertas seperti biodata dan lain-lainnya. Setelah itu selesai dan menunggu pengumuman berikutnya.

Terasa lega banget setelah interview. Semua serahkan ke Allah swt, manusia hanya bisa melakukan sebisanya, hasilnya minta sama Allah swt untuk dimudahkan.
Harapan bisa keterima memang kecil tapi sudah berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Ustadz dengan penuh keyakinan.




No comments:

Post a Comment

5 Cara Agar Produktif Selama Masa Karantina #DirumahAja #MelawanVirusCorona

(Source: Unsplash) Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh Bagaiamana kabarnya teman-teman? Semoga sehat selalu ya. Ikut...