Beginilah kota Jakarta padat dan
sesak dengan manusia dan kendaraan yang lalu lalang. Panas menyengat
sampai-sampai keringat pun membasahi pakaian yang ku kenakan. Saat ini aku
memasuki kuliah semester akhir. Segudang kertas menumpuk tak karuan di dalam
kamarku yang mungil. Kertas-kertas yang membuat stres mahasiswa tingkat akhir
akibat tugas-tugas dari dosen yang banyak maunya. Terkadang harus terbuang
sia-sia atas kesalahan-kesalahan yang kurang meyakinkan dosen. Rasanya itu mau
teriak sekenceng-kencengnya dan menyerah. Tapi selalu ingat kedua orang tua
yang mau melihatnya lulus wisuda dan kebahagiaan orang tua melihat anaknya
mampu melewatinya meski rintangan demi rintangan terasa merasakan lelah.
Namanya juga hidup harus dijalankan dengan sepenuh hati. Kalau lelah, berdoa
meminta kekuatan sama Allah swt.
Hari ini ada kajian di Masjid AT-Tin
tidak jauh dari kampus. Pembicaraanya Kak Oki Setiana Dewi, aku termasuk suka
dengan beliau menyampaikan kajian dan cantik banget sebagai wanita muslimah,
enak dipandang berasa ketemu bidadari surga hehehe. Bertemu aku dengan
teman-teman baru yang juga antusias datang ke kajian untuk menambah ilmu
tentang agama. Apalagi zaman sekarang ini kita itu butuh teman-teman yang
saling mengingatkan dalam kebaikan bukan menjurumuskan dalam keburukan. Hijrah
itu mudah yang sulit itu istiqomah, maka carilah teman yang menuntun kita ke
surga bersama.
Alhamdulillah, dapat teman baru yang
satu tujuan itu menyenangkan dan nyambung apa yang dibicarakan. Namanya Bunga,
wanita muslimah ini juga cantik dan sudah mempunyai hafalan yang cukup banyak.
Bunga juga memberikan informasi tempat belajar semacam Pesantren yang bisa
pulang pergi bagus buat anak kuliahan yang mau belajar ilmu agama. Aku mulai
tertarik untuk mendaftar Pesantren tersebut. Nama Pesantrennya Bina Insan Kamil
belajar Dirasah Islamiyah yaitu fiqih, aqidah, fiqih sosial dan bahasa arab.
Aku semakin tertarik untuk mendaftarannya. Pendaftarannya pun sudah dibuka,
persyaratannya pun tidak terlalu sulit intinya mempunyai tekat yang kuat untuk
belajar dan bisa berkontribusi dengan Pesantren.
Setelah kajian aku dan Bunga mencari
makan diluar, akhirnya kita memilih makan di Waroeng Steak yang berada di
perbatasan Jakarta Timur dan Bekasi. Memesan makan dan sambil mengobrol banyak
tentang perihal agama, pokoknya seru deh. Setelah makan kita salat ashar di
Musholla Waroeng Steka. Suka dengan konsep Waroeng Steak ini, disediakan
Musholla untuk salat bagi yang beragama Islam dan ada kata-kata yang menyentuh
hati bila pengunjung yang datang untuk makan.
Keesok harinya ...
Aku mencoba mencari Pesantern Bina
Insan kami yang terletak di Jalan Rawasari, Jakarta Timur yang tidak jauh dari
Kampus UNJ (Universitas Negeri Jakarta). Setelah bertemu tempatnya, harus melewati
gang yang cukup kecil dan menanjak. Pesantrennya pun tidak terlalu besar ada
mainan anak TK seperti ayunan, perosotan dan lain-lainnya. Lalu ku laju langkah
menuju pintu yang sudah terbuka dan mengucapkan salam.
“Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kuulang kembali salam, tapi tidak ada satu pun yang menjawab.
Tiba – tiba ada seorang datang dari
belakang dan menegurku.
“Mbak, mau daftar jadi santri ya.
“Iya, mas. Nada sedikit takut.
“Silakan ke atas dulu ya mbak, nanti
saya interview.
“Baik mas.
Lalu ku laju langkah demi langkah
menuju atas dan duduk di kursi yang sudah disediakan panitia.
Sekitar 15 menit menunggu dengan
rasa takut diterima atau tidak ya. Menyadari kemampuan masih sedikit tetapi
ingin belajar di sini untuk menambah wawasan ilmu agama.
Dipanggil namaku, “Mbak Fitri.
“Iya. Lalu menghampiri Ustadz yang
di depanku dan membaca Al-qur’an surat Maryam.
Setelah membaca Al-quran diberikan
pertanyaan yang sulit dan penuh keyakinanku menjawab dengan sebisanya. Lalu
disuruh mengisi di beberapa kertas seperti biodata dan lain-lainnya. Setelah
itu selesai dan menunggu pengumuman berikutnya.
Terasa lega banget setelah
interview. Semua serahkan ke Allah swt, manusia hanya bisa melakukan sebisanya,
hasilnya minta sama Allah swt untuk dimudahkan.
Harapan bisa keterima memang kecil
tapi sudah berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Ustadz dengan penuh
keyakinan.
No comments:
Post a Comment