Esok harinya...
Kami pengajar juga menyediakan Kopaja
untuk membawa anak-anak menuju kolam renang yang terdekat di daerah Jakarta
Timur. Anak-anak mulai berdatangan dengan rasa senang. Lalu dapat pengarahan
dari kakak-kakak pengajar. Setelah selesai pengarahan, mereka masuk ke dalam
Kopaja dan mulailah perjalanan menuju kolam renang.
Sesampai di kolam renang kami
berkumpul terlebih dahulu di Taman, untuk memberikan games dan hadiah
untuk anak-anak berupa tas dan peralatan alat tulis. Melihat kebahagiaan
mereka, senyum yang tulus, canda-tawa mereka seperti dunia ini terasa indah. Melakukan
hal yang kecil karena kita tidak tahu atau merasakan kebahagiaan itu terasa
indah dalam hidup.
Setelah bermain games lanjut
masuk ke kolam renang. Dengan penuh canda-tawa setiap langkah ini seperti
bahagia.
Satu persatu anak-anak masuk dan
berganti baju untuk berenang. Pengajar juga memberikan beberapa games di
kolam renang setelah berenag dilanjut makan siang bersama-sama. Dilanjut berenang
bebas bersama teman-teman yang lain. Setelah selesai berenang bergegas untuk ganti
baju dan salat berjamaah.
Selesai salat menuju kopaja untuk
pulang ke rumah masing-masing. Di dalam kopaja sambil bernyanyi bersama dan
saling menceritakan hari ini bisa berenang, main games dan mendapatkan
hadiah.
Alhamdulillah sampai dan kembali ke
rumah masing-masing yang mempunyai rumah. Kakak-kakak pengajar pun masih harus
rapat membahas hari ini.
Lelah hari ini terbayar dengan
kebahagiaan adik-adik jalanan yang penuh canda-tawa mereka.
Banyak pelajaran yang di dapat hari
ini, belajar bukan di dalam kelas saja tapi belajar dari pengalaman yang ada
membuat kita menyadari hidup ini untuk saling tolong-menolong satu sama lain. Memberikan
banyak arti dalam hidup untuk terus menjadi manusia yang tawadhu, selalu
berpikir postif dan menajdi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Karena kita
tidak tahu bisa hidup untuk esok hari atau tidak. Maka, lakukanlah hari ini
dengan sebaik mungkin dan bisa bermanfaat untuk orang lain meski terlihat kecil
tapi bagi mereka adalah hal yang besar.
Hari Rabu mulai mengajar anak-anak
jalanan.
Tiba-tiba beberapa Kakak Pengajar
melihat Rian dan Sakti tertangkap oleh Satpol PP dan langsung dibawa dengan mobil
Satpol PP. Ya Allah, kami sebagai pengajar tidak bisa menolong mereka karena
mobil melaju sangat cepat.
Akhirnya, kami memutuskan untuk
mengajar anak-anak yang lain karena sudah yang datang untuk belajar. Dimulai denga
salat berjamaah seperti biasa, dilanjut ice breaking, membaca iqra dan
dibacakan dengan oleh Kakak Pengajar. Semua anak-anak tertawa lepas mendegar
cerita Kakak Pengajar sambil menikmati kue yang sudah disediakan dan sekotak
susu untuk dinikmati para anak-anak. Tetapi masih terasa gelisah dengan keadaan
kakak-beradik tersebut Rian dan Sakti apa yang terjadi dengan mereka, dibawa
kemana mereka oleh Satpol PP. Padahal mereka hanya berjualan di tissu di lampu
merah, karena dengan menjual tissu mereka bisa makan itupun kalau laku banyak bisa
makan, kalau tidak laku mereka hanya bisa menahan lapar dan tertidur dengan
keadaan yang sangat lapar.
Selesai menceritkan dongeng kepada
anak-anak dilanjut dengan doa penutup dan pulang ke rumah masing-masing.
Beruntung bisa belajar di Pesantren
Bina Insan Kamil, bukan belajar saja kita dituntut untuk mengajar anak jalanan
dan Program Pesantren lainnya. Para Ustadz memberitahukan akan diadakan Daurah
selama 3 hari di Bogor acara ini wajib bagi para santri.
Hari jumat pun tiba.
Bergegas menuju Stasiun Kota untuk
mengikut daurah Pesantren di Bogor. Seperti biasa kereta sangat penuh dan sesak
dengan para pekerja yang ingin pulang ke rumah. Sampai-sampai aku tidak
kebagian tempat duduk dan harus berdiri di depan pintu kereta karena banyak
orang yang datang silih berganti untuk menaiki kereta. Perjalanan cukup jauh
kaki terasa pegel dan sudah banyak orang yang turun ke Stasiun tujuannya
masing-masing.
Akhirnya, sampai juga di Stasiun
Bogor tapi bingung harus kemana. Memutuskan menunggu teman yang masih di
kereta.
Sesampai di Stasiun kami langsung
menuju Pesantren yang berada di Bogor dengan menggunak “GrabCar”. Menikmati Kota
Bogor di malam hari sepi dan banyak pohon-pohon yang menjulang tinggi.
Sampai juga di Pesantren Bogor. Sejenak
beristirahat dan makan malam yang sudah disediakan teman-teman yang sudah hadir
terlebih dahulu. Dilanjut materi yang diberikan Para Ustadz dan saling
berdiskusi antar teman. Selesai materi dilanjut tidur malam
Jam 03.00 WIB para Santri bangun
untuk melaksanakan salat Tahajud berjamaah dan Tilawah bersama.
No comments:
Post a Comment