Wednesday, December 11, 2019

Ulasan Cerita Panembahan Podo - Historical Fiction


Oleh Febriana Fitri Listyowati




           


Panemba Podo merupakan sebuah cerita historical fiction karya Suden Basayev (Anggota ODOP Batch 4). Dikemas cukup apik dan menarik.
           
Orientasi

Cerita ini menceritakan sebuah Kerajaan yang terletak di Kediri. Adanya sebuah permasalahan di Kerajaan. Sehingga Pangeran Jayasabha dan prajuritnya disuruh menemui Panemba Podo. Panemba Podo ini termasuk orang memiliki waskita yang tinggi, usianya terbilang muda, keilmuan yang mempuni. Bahkan sekadar hanya untuk membaca perwatakan orang yang baru sekali ditemui, dia bisa. Panemba Podo di Padepokan Kentang Sastra. Pangeran Jayasabha mempunyai sifat sombong dan angkuh, memandang rendah orang lain. Mungkin karena ia seorang Pangeran. Setelah pembicaraan yang singkat Pangeran Jayasabha menceritakan rasa irinya kepada Ayahnda Prabu. Dan mereka mau mencoba-coba mengusiknya. Lalu Pangeran Jayasabha meninggalkan Padepokan Kentang Sastra dengan penuh kekecewaan atas sikap Panemba Podo.
            Cerita ini menggunakan alur maju. Dilihat ketika pertemuan Pangeran Jayasabha dan Panemba Podo. Latar tempat di Panemba Podo. Latar waktu siang yang tanpa matahari, mendung gelap tak bersahabat. Latar suasana menegakan.


Tafsiran

            Cerita ini menceritakan kisah Ken Arok yang memimpin pemberontakan di sebuah Kerajaan Kediri. Ada perpecahan yang terjadi di Kerajaan tersebut sehingga menjadi beberapa bagian. Ada beberapa prasasti-prasasti yang diterbitkan oleh raja-raja Kediri. Akibat sang raja Prabu Kertajaya yang memimpin Kediri dengan ketidakadilan, haus akan jabatan, kejam dan semena-mena mengayomi rakyatnya.
            Ken Arok yakin dengan apa yang ia lakukan dalam memimpin untuk melawan ketidakadilan ini. Karena kejujuran itu perlu dia adili. Membangun barisan yang kuat untuk pemberontakan di Kediri.


Evaluasi

            Cerita Historial Fiction ini dikemas dengan apik dan menarik. Menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami membacanya. Diksinya yang menarik dan memikat. Ada beberapa kesalahan-kesalahan dalam penulisan. Semoga menjadi lebih baik mengetahui kesalahan-kesalahan dalam penulisan. Sehingga penulisan makin mantap dan baik. 


Rangkuman

            Tanpa mengesampingkan kekurangan yang ada cerita Panembahan Podo merupakan cerita yang menarik untuk dibaca. Jalan ceritanya cukup ringan untuk dipahami. Kreativitas tanpa batas menghidupkan jalan cerita.



Link Cerita : https://www.coretanbasayev.com/2017/10/panembahan-podo.html


#ODOP
#Historical Fiction

Wednesday, December 4, 2019

Review Tokoh Novel Azimah (Derita Gadis Aleppo) - Fiksi nonromance







Judul Novel                 : Azimah (Derita Gadis Aleppo)

Penulis                         : Arum Faiza

Penerbit                       : Tinta Medina, Tiga Serangkai

Cetakan                       : Pertama, November 2017

Tebal Halaman            : vii, 408 hlm     
            
Ukuran                         : 20 cm

Azimah memiliki harapan sederhana, bisa merayakan tahun baru bersama keluarga di tahun berikutnya. Malam pergantian tahun adalah saat ia bisa berkumpul dengan segenap keluarga, menikmati langit Aleppo dengan kembang api sukacita.

Namun, semua berubah sejak Abi Syarif yang dijuluki Macan Aleppo pergi ke Kota Darra, awal gejolak Perang Suriah pecah. Setelah kejadian itu, malaikat maut tanpa ampun menjemput Umi Fatemah serta ketiga saudaranya dengan kejadian dan cara yang berbeda-beda.

Lantas, bagaimana Azimah menjalani sisa hidupnya seorang diri tanpa ada orang-orang tercinta di sekelilingnya? Temukan kisah inspiratifnya dalam novel ini.


Review Tokoh : Azimah (Derita Gadis Aleppo)


Novel ini menceritakan kisah seorang gadis kecil yang berusia empat tahun bernama Azimah Assalamah. Azimah adalah gadis kecil yang polos, ceria, manja, periang dan penuh pertanyaan. Azimah hidup bersama keluarganya Abdoulah Kareem Syarif biasa dipanggil Abi Syarif yang berusia 45 tahun, Umi Fatemah yang berusia 43 tahun, Kak Arram Thalib Syarif, Kak Barend Qodri Syarif dan Dek Halabi. Keluarga ini sangat kental dengan agamanya. Abi Syarif dan Umi Fatemah mengajarkan mereka untuk menghafal al-qur’an sepanjang hidupnya.

Azimah tinggal di kota Aleppo. Rumahnya bernuansa istana terlihat sangat mencolok di antara deretan rumah. Arisetekturnya yang bisa dikatakan tak ada duanya membuat semua orang setuju bahwa rumah itu adalah rumah yang sangat indah. Sebagian orang menganggap rumah itu adalah rumah yang paling cantik di Kota Aleppo. Dua pilar pencakar langit berwarna emas, penopang balkon depan rumah itu dan juga gerbang otomatis berwarna emas yang mengesankan, menandakan betapa suksesnya sang pemilik rumah (hlm. 2).

Azimah mempunyai boneka kesayangannya yang bernama Aisyah. Beberapa kali tangan Azimah menggerakan kelima jemarinya menyisir rambut Aisyah. Aisyah adalah nama yang diberikan Azimah kepada boneka barbie berambut ikal panjang berkulit putih. boneka ini hadiah dari Abi ketika dia baru saja masuk kelas pertamanya di sebuah sekolah bernama Mabadi al-Khamsah, sekolah setaraf PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (hlm 17-18).

Keluarga ini hidup dengan bahagia. Tetapi kebahagiaan itu hanya sementara. Tiba-tiba Abi Syarif harus dipanggil oleh Allah swt. Abi terkena peluru nyasar. Proyektil itu menembus langsung tepat di dada arah jantung, menembak kulit, merobek daging dan pembuluh darah. Proyektil dengan kecepatan tinggi itu menembus daging dan otot Abi. (hlm 69).

19 juli 2011 merupakan awal gejolak perang di Aleppo. Bom menyerang di Kota Aleppo (hlm. 104).

Sekolah Kak Arram telah dijatuhkan bom sehingga sekolahnya runtuh dan rumah sakit yang berdekatan pun runtuh akibat bom. Akhirnya, Kak Arram menyusul Abi Syarif ke Surga tempat yang sangat indah. Arram pun berteriak mengucapkan dua kalimat syahadat. (hlm. 114).

Bom menghancurkan rumah Azimah. Perang di Aleppo tak hanya tentang bom dan senjata laras panjang. Namun, dampak perang akan membunuh mereka secara perlahan. Umi Fatemah mencari tiga anaknya yang berada di rumah. Rumahnya sudah hancur akibat bom yang mendarat jatuh ke rumah Azimah. Kak Barend dan Dek Halabi terluka parah. Sedangkan Azimah hanya terluka ringa. Akhirnya, Umi Fatemah memutuskan untuk membawa anak-anakmya ke rumah sakit dengan mengendarai mobil dengan cepat dan panik. Sesampai di rumah sakit Dek Halabi dan Kak Barend mendapatkan perawatan. Umi Fatemah memutuskan untuk ke rumahnya mencari sisa uang yang ada untuk biaya kedua anaknya. Beberapa bulan kemudian Dek Halabi sudah tidak bisa diselamatkan sedangkan Kak Bareng harus menggunakan kursi roda untuk berjalan.

Sepulang dari rumah sakit Umi Fatemah memutuskan untuk tinggal di Pengungsian karena rumahnya sudah hancur. Mereka harus menahan lapar dan mendengar suara bom. Kini hidupnya dengan derita di Kota Aleppo. Umi Fatemah, Kak Barend dan Azimah yang biasanya tinggal ditempat yang mewah kini harus merasakan kepedihan yang mendalam dan menahan lapar. Tapi mereka tidak lupa dengan Sang Pemilik Kehidupan, meski dalam keadaan kesulitan mereka tetap melaksanakan solat dan menghafal al-quran.

Azimah adalah gadis yang polos dengan mudah ia bergaul dengan orang lain. Ia bertemu dengan relawan yang membantunya untuk mendapatkan makanan. Azimah sangat akrib denga tentara Idris dan ingin diberikan Al-quran.

Hari makin hari Azimah sangat lapar karena bantuan sudah tidak ada yang berani untuk masuk ke pengungsian. Tanpa disadari Kak Barend pun dipanggil dengan Allah swt. Kak Barend tenang di surga bersama Abi Syarif, Kak Arram dan Dek Halabi.

Tinggal Umi Fatemah dan Azimah. Umi Fatemah memilih untuk pindah Negara untuk hidup layak bersama Azimah. Akhirnya, Umi Fatemah membawa Azimah berjalan menuju kapal pesiar. Perjalanan banyak rintangannya, penuh dengan keresahan dan kepedihan. Azimah pun sangat lelah dalam perjalanan menuju laut untuk naik ke kapal yang akan membawanya ke suatu Negara.
Para pengungsian berbondong-bondong membawa barang mereka masing-masing untuk mencari kapal yang akan membawanya. Di perjalanan ada orang yang memberitahu untuk solat tetapi sebagian orang menganggap ia gila. Tanpa disadari orang tersebut mengajak untuk solat dan pada akhirya mereka solat berjaamaah di pasir yang gersang.

Sesampai di laut ternyata tidak ada kapal pesiar yang dijanjikan. Ada kapal kecil yang tidak cukup membawa mereka. Tanpa berpikir panjang Umi Fatemah dan Azimah naik kapal tersebut dan tiba-tiba kapal itu hanyut. Dan laut dipenuhi dengan manusia. Umi Fatemah memberikan pelampung ke Azimah. Umi Fatemah dipanggil oleh swt menyusul Abi Syarif, Kak Arram, Kak Barend dan Dek Halabi.

Azimah ditemukan oleh para relawan di Turki dibawanya ke rumah sakit. Lalu Azimah oleh Pak Musa pejual kebab Turki dan Bu Musa. Pak Musa berjualan kebab di Paris lebih menguntungkan.
Hari-hari Azimah penuh kesendirian meski ia sudah mempunyai orangtua angkat. Azimah bersekolah di Negara Paris. Bertemu sahabatnya yang bernama Gwen yang baik kepada Azimah. Sedangkan teman yang lain memandang Azimah sebelah mata.

Ibu angkatnya sangat tidak suka dengannya. Setiap hari Azimah harus membersihkan rumah dan tidak diperlakukan baik oleh Bu Musa.

Guru Azimah yang bernama Madame Karine mencari-cari tahu Nabi Muhammaad saw dan tertarik untuk belajar agama Islam. Madame Karine memberikan selembar kertas pada Azimah untuk mengikuti lomba hafalan al-quran.

Semua pada hadir untuk mendukung Azimah pada perlombaan hafalan Al-quran. Tanpa disadari Azimah tertabrak mobil saat berfoto bersama. Pengendara mobil sedang mabuk dan menabrak tubuh mungil Azimah. Dan Azimah pun menyusul Abi Syarif, Umi Fatemaah, Kak Arram, Kak Barend dan Dek Halabi.

#tugas2
#rco
#reviewtokoh

5 Cara Agar Produktif Selama Masa Karantina #DirumahAja #MelawanVirusCorona

(Source: Unsplash) Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh Bagaiamana kabarnya teman-teman? Semoga sehat selalu ya. Ikut...