Isi Hati Seorang Guru
Oleh : Febriana Fitri
Saya sebagai seorang guru merasakan prihatin kepada anak-anak murid sekarang.
Saat pertanyaan mudah diucapkan, mereka tidak bisa menjawabnya. Dengan mudah mereka menjawab, "saya tidak bisa bu.
Ingin rasanya hati menangis melihat pendidikan sekarang.
Karena apa?
Banyak anak kecanduan game online. Saat guru menghampirinya untuk meminta alat komunikasinya, dengan sangat marah anak tersebut menolak memberikan alat komunikasinya dan melawan dengan suara yang lebih keras.
Lalu semua ini siapa yang harus disalahkan?
Saat belajar main game online, saat istirahat main game online, saat turun tangga main game online, tiduran main game online dan dunia mereka bersama game online.
Anak sekarang kurang mempunyai ADAB.
Kenapa?
Setiap hari saya mendengarkan anak-anak berkata kasar terhadap teman lainnya seperti orang yang tidak punya salah. #astagfirullah
Dulu anak murid tidak berani berkata kasar kepada guru tapi sekarang lebih kasar kepada guru.
Dulu anak murid takut kalau lihat guru tapi sekarang berani tanpa basa-basi tidak menyapa gurunya.
Dulu anak murid tidak berani melawan saat guru sedang menasehatinya tapi sekarang banyak anak murid melawan gurunya.
Ya Allaah, sedih rasanya saya sebagai pendidik melihat ini semua. Zaman semakin canggih tidak digunakan dengan baik malah melakukan tidak baik yang melampaui batas.
Semoga Pendidikan Indonesia semakin membaik terutama masalah Adab kepada Guru.
Sebelum memulai kelas saya memberikan sedikit nasihat tentang Adab. Meski ada yang menghiraukan setidaknya saya bisa menyampaikan apa yang saya tahu.
Sebelum memulai kelas saya juga sering memberikan permainan di kelas. Agar suasana belajar lebih menyenangkan.
Tapi semua itu hanya sebentar mereka akan kembali dengan dunia alat komunikasinya masing-masing.
Semangat berjuang Bapak dan Ibu guru, tanpa kenal lelah mendidik Anak Bangsa dan diberikan kesabaran tiada batas menghadapi Anak Zaman Milenial.
Bumi Allaah, 24 April 2019
No comments:
Post a Comment